Kamu tentu masih ingat dengan insiden terbukanya wearpack Fabio Quartararo di MotoGP Catalunya tahun 2021 silam. Saat itu, mantan pembalap Casey Stoner bahkan berpendapat bahwa El Diablo semestinya di diskualifikasi karena dapat membahayakan keselamatan pembalap lain. Ada pula yang menganggap hal ini sebagai sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh Quartararo. Karena kebiasaannya yang sering membuka wearpack sebelum balapan dimulai. Meski Quartararo kemudian membantahnya, dan mengaku bahwa dirinya pun tidak tahu apa penyebab turunnya resleting dari wearpack Alpinestars yang dikenakannya itu. Alhasil, race direction pun akhirnya memberikan hukuman penalty 3 second setelah balapan usai.
Namun adilkah keputusan ini? Disatu sisi, kondisi wearpack yang terbuka saat balapan berlangsung memang merupakan sebuah pelanggaran. Telebih karena adanya chest protectors yang sempat terbang kearah pembalap yang berada tepat dibelakangnya. Tentu, hal ini melanggar aturan keselamatan. Masalahnya, sebagai pembalap El Diablo hanya akan mengikuti instruksi yang didapatnya dari pitboard dan bendera yang dikibarkan oleh race direction. Yakni bendera hitam dengan lingkaran orange yang menandakan bahwa ia boleh menepi ke long lap penalty untuk membetulkan wearpack-nya terlebh dahulu. Dan setiap kita tahu, bahwa hal ini tidak pernah dilakukan oleh race direction.
Race direction bahkan baru memberikan penalty pada El Diablo sesaat setelah menerima komplein dari Ducati dan Suzuki. Dimana mereka melakukannya jauh setelah balapan sudah benar-benar usai. Padahal kejadian ini terjadi saat balapan masih menyisakan 4 setengah lap lagi. Dan saat itulah mestinya race direction memberikan penalty pada Quartararo. Jika mereka memang menganggapnya melangar aturan.
Nah, dari insiden ini kita dapat belajar satu hal, bahwa penting bagi para pembalap untuk mengenakan wearpack-nya dengan benar. Seperti memastikan kedua velcro-nya sudah terkunci dengan rapat. Karena saat balapan, hembusan angin yang cukup kencang menerpa bagian dada, dapat membuat resleting wearpack turun jika tidak dikaitkan dengan benar. Dan kemungkinan besar, hal ini jugalah yang terjadi pada Quartararo saat itu.
Fakta Menarik dari Wearpack yang Dikenakan Para Pembalap MotoGP
Namun diluar insiden tersebut, ada berbagai fakta menarik terkait wearpack para pembalap MotoGP yang sayang untuk dilewatkan begitu saja, ingin tahu apa saja fakta menariknya? Yuk kita bahas bareng
1. Terbuat dari dari kulit kangguru
Kulit kangguru dianggap jauh lebih awet menghadapi terpaan cuaca esktrem yang mungkin harus dihadapi oleh para pembalap di setiap race yang berlangsung. Itu mengapa, kulit kangguru jauh lebih sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan wearpack ketimbang kulit binatang lain seperti kulit sapi.
2. Bobotnya yang mencapai 4,5 kg
Saat menonton MotoGP, kamu mungkin sempat bertanya-tanya, mengapa para pembalap tampak begitu kesulitan untuk berjalan saat masih mengenakan wearpack lengkap. Usut punya usut, hal ini terjadi karena bobotnya yang mencapai empat setengah kilogram. Dengan berbagai pelindung di bagian lengan, kaki, dada, hingga punggung.
3. Tersemat berbagai teknologi canggih
Wearpack MotoGP juga dilengkapi dengan berbagai fitur canggih yang dapat meminimalisir terjadinya cedera saat pembalap “mencium aspal”. Sebut saja AirBag yang telah dilengkapi dengan berbagai sensor dan akan mengembang secara otomatis saat terjadi crash pada pembalap. Hingga HydroBag yang terlihat seperti punuk unta yang berfungsi sebagai tempat minum bagi para pembalap.
Dalam setiap race, pembalap juga akan dilengkapi dengan empat buah wearpack, tiga pasang sepatu balap, dan sarung tangan. Dari wearpack jugalah kita dapat mengetahui tekanan darah hingga detak jantung para pembalap saat tengah berlaga.
Leave a Comment